Pantai dan bawah laut Pulau Bangka tidak seterkenal Pulau
Belitung, tetangganya. Informasi mengenai wisata bawah lautnya pun sangat
minim. Saya kesulitan mendapat informasi tentang bawah laut Bangka, hingga mulai
berkenalan dengan salah satu operator trip melalui Instagram.
Foto anemon berwarna ungu kebiruan di Instagram Bangka Trip membuat
saya menuju Pulau Kelapan. Nama pulau di Bangka Selatan ini belum terkenal,
paket tripnya pun baru beberapa bulan dilaunching. Rasa penasaran saya sangat
besar karena masih minimnya informasi tentang spot ini. Disamping saya belum
pernah melihat hutan anemon dengan bentuk seperti jamur ini.
Saya pergi di bulan Desember, bulan yang kurang tepat untuk
bertualang di laut karena seringkali hujan dan ombak tinggi. Benar saja, saat
saya berangkat, cuaca yang kurang bersahabat, mendung disertai gerimis
sepanjang pagi menyertai perjalanan saya ke Pelabuhan Sadai dari Tanjung Pinang.
Pelabuhan Sadai merupakan pelabuhan penyebrangan menuju Pulau Kelapan. Saya
mulai pesimis akan kejernihan air dan keadaan laut, maklum saya sering sekali
mengalami mabuk laut. Untung saja keadaan laut cukup tenang, 2 jam perjalanan
menggunakan kapal kayu membuat saya nyaris tertidur.
Kapal kayu yang membawa saya ke Pulau Kelapan. Credit foto by AJ. |
Spot pertama berada cukup dekat dari Pulau Kelapan.
Kedalaman lautnya sekitar 2 meter. Dari atas kapal, kita bisa melihat anemon berbentuk seperti jamur berwarna ungu kebiruan. Anemon sebenarnya adalah hewan, walaupun tampak seperti
tumbuhan. Jangan pernah sekali-kali mencoba memegangnya karena terkadang anemon beracun.
Hutan anemon adalah sebutan spot snorkeling ini. Tidak salah
karena selain anemon acropora yang menjadi primadona, juga tersebar anemon dengan
tentakel seperti rambut putih. Tentu saja nemo cukup senang bermain hide and
seek di sini. Selain ikan badut, masih banyak ikan berwarna-warni lainnya. Kalau
beruntung, dapat bertemu karang mutiara.
Nemo sedang hide and seek. Credit foto by AJ. |
Spot kedua berada di balik Pulau Kelapan dengan kedalaman 2
meter sama dengan spot pertama. Airnya lebih tenang dan hangat dibandingkan
dengan spot pertama. Di spot ini terumbu karangnya sangat rapat dan cukup
beragam. Dari karang seperti meja, semak, otak, bunga, sampai giant kima
berwarna biru ada di sini.
Melayang di atas karang. Credit foto by Trip Bangka. |
Cantiknya karang di spot kedua. Credit foto by Trip Bangka. |
Karang berbentuk bunga. Credit foto by Trip Bangka. |
Trip ini tidak merapat ke Pulau Kelapan karena pantai yang
luasannya pendek. Apabila saya amati, memang pulau-pulau di sini jarang yang
memiliki pantai. Hanya ada tanaman bakau di sekeliling pulaunya yang
menyulitkan kapal merapat.
Snorkling kali ini cukup menyenangkan, saya ingin kembali ke
sini saat musim hujan berakhir. Waktu yang tepat adalah di bulan Maret – April.
Selain karena bisa melihat koral dengan warna yang lebih “keluar”, konon
kedalamannya pun bisa lebih pendek.
Trip Bangka tidak pernah pelit untuk photo session. Credit foto by Trip Bangka. |
Bagaimana Menuju Ke Sana?
- Tanjung Pinang – Pelabuhan Sadai jaraknya sekitar 180 km dan memakan waktu 2 jam perjalanan. Jalanan sangat lenggang dengan kondisi jalan yang bagus.
- Dari Tanjung Pinang gunakan mobil ke arah Tomboali kemudian mengikuti petunjuk ke Pelabuhan Sadai. Petunjuk jalan cukup jelas dan nyaris tidak ada persimpangan besar, sehingga kemungkinan kecil salah arah.
- Yang membutuhkan operator trip, dapat menghubungi Happy Bangka Trip. Sangat recommended! 4 orang guidenya ramah dan yang paling penting boleh minta foto sepuasnya dengan hasil yang bagus.
- Trip Bangka: instagram: @tripbangka, wa/sms/call: 08117170773, 081274369082, 0812929524666
Biaya?
- Mobil sewaan : 300rb (one day, belum termasuk bensin)
- Open trip : 250rb (makan siang, alat snorkeling, dan foto underwater)