Tampilkan postingan dengan label south korea. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label south korea. Tampilkan semua postingan

Senin, 21 Mei 2018



Pulau Jeju merupakan salah satu tujuan wisata yang paling terkenal di Korea, terutama karena keindahan alamnya. Keindahan pulau ini semakin berlipat saat musim semi. Bunga-bunga bermekaran di seluruh penjuru Pulau Jeju, termasuk sakura. Bunga yang berwarna pink keputihan ini sangat cantik, terutama saat berguguran di tiup angin. Sakura akan berbunga terlebih dahulu di Jeju dibandingkan daerah lain di Korea Selatan. Akhir Maret - awal April adalah waktu yang tepat untuk "berburu" sakura.

Pohon sakura dapat ditemui dengan sangat mudah di Pulau Jeju. Sejauh mata memandang saat kita melintasi jalan besar maupun taman di seluruh penjuru pulau dapat ditemukan pohon sakura. Bukan hanya di pinggir kota, tetapi juga di pusat kota Jeju.

Mau menikmati bunga sakura di Pulau Jeju tetapi tidak mau jauh-jauh dari pusat kota? Jeonnong-ro atau Jalan Jeonnong merupakan tempat yang tepat. Setiap tahun Festival Bunga Sakura atau Jeju Cherry Blossom Festival juga diadakan di tempat ini.


Jeonnong-ro dapat ditempuh menggunakan taxi atau bus. Saya lebih menyarankan taxi karena jarak tempuhnya hanya 10 menit dari bandara dengan harga tidak lebih dari 5000 won. Bus di Jeju tidak sesering di Seoul, sehingga waktu menunggunya cukup lama. Jeju Jungang Girls Middle School adalah pemberhentian bis terdekat dengan jalan ini.


Jalan ini merupakan jalan umum biasa, tetapi yang membedakan adalah di kanan kiri jalan berderet pohon sakura. Kelopak yang jatuh ditiup angin membuat jalanan tertutup kelopak bunga pink. Lampion tradisional Korea sutera berwarna merah biru dipasang di pohon menambah meriah suasana. Saat malam hari, bunga sakura pink dan lampion yang menyala sangat menarik.


Walaupun ini jalanan umum, tetapi tidak terlalu ramai, bahkan cenderung sepi. Kita bisa tenang menyusuri trotoar sembari berfoto di bawah pohon sakura atau tembok yang dihiasi mural. Apabila lelah, kita bisa beristirahat di bangku taman atau di depan minimarket sembari menikmati susu pisang.





Jumat, 11 Mei 2018


"Memang sakura ada di Korea?" Itu pertanyaan yang muncul saat teman mengajak ke Korea Selatan untuk melihat sakura. Ternyata setelah membuka mbah google, benar juga, sakura selain dapat ditemui Jepang, juga dapat ditemui di Taiwan, China, Iran, Afghanistan, termasuk Korea.

Spring atau musim semi di negara 4 musim, termasuk di Korea adalah waktu bunga-bunga bermekaran. Salah satu best spring destination di Korea Selatan adalah Pulau Jeju. Sakura akan bermekaran lebih cepat di Pulau Jeju dibandingkan kota lain seperti Seoul dan Busan. Maka akhir Maret atau awal April adalah waktu yang tepat.

Salah satu yang paling ikonik di Pulau Jeju adalah sepanjang Noksan-ro atau Jalan Noksan. Menggunakan taxi, sekitar 1jam dari pusat kota kita menuju Noksan-ro. Sejam perjalanan tidak akan membosankan karena pemandangan hijau berhias warna-warni bunga di sisi kanan dan jalur pantai dibagian kiri. Termasuk sekumpulan kuda yang tengah merumput di perternakan.


Begitu memasuki Noksan-ro, saya langsung melongo karena sepanjang jalan terdapat sakura berwarna pink pucat berdampingan dengan bunga kanola dengan kelopak kuning. Tidak heran, jalan dengan panjang 10KM ini merupakan 100 jalan tercantik di Korea Selatan. Banyak orang, termasuk warga lokal, memarkirkan mobil di tepi jalan untuk sekedar berfoto.



Supir taxi membelokan kita ke Gasiri Wind Power Plant. Yes, ini adalah top list saya di liburan kali ini. Begitu supir memarkirkan mobil, langsung saya keluar dan sedikit berlari menuju hamparan bunga kanola berwarna kuning. Maafkan kalau norak, saya baru pertama kali melihat kanola sebanyak ini.




Saat berbunga, bunga kanola berwana kuning ini hanya sebatas betis, paling tinggi hanya sebahu. Berlatar belakang langit biru cerah, kincir pembangkit listrik berderet rapih, dan pohon sakura di kejauhan membuat kita tidak dapat berhenti untuk berfoto. Hasil fotonya saja memukau apalagi saat melihatnya langsung. Apabila kita hati-hati, dari jalan setapak kita bisa masuk di antara hamparan bunga yang tidak terlalu rapat.






Seperti hidden spot di Pulau jeju, tempat ini tidak komersial. Jadi tidak ada toilet, tempat parkir, dan restaurant. Hanya ada beberapa food truck yang menjual makanan dan jeruk.

Setelah puas berfoto, kita dapat duduk sambari menikmati jeruk segar. Manisnya rasa jeruk sembari menikmati hamparan bunga kanola kuning dilatarbelakangi pohon sakura yang bunganya berayun ditiup angin. Yes, this is one unforgettable in my life.


Tiket masuk: - (free).
Waktu paling tepat untuk berkunjung: akhir Maret - awal April.



Minggu, 05 April 2015

Kimchi adalah makanan Korea yang pastinya sering kalian coba. Nah, kalau minuman khas Korea apa, ya? Saat ke Korea Selatan, saya mencoba beberapa minuman khas langsung di negera asalanya.

1. Banana Milk

Minuman ini harus menjadi daftar teratas kalian, apalagi bagi penggemar susu. Binggrae's Banana Flavored Milk ternyata sudah ada sejak dari tahun 1974. Susu dalam botol plastik ini dibuat saat di tahun 1970an orang didorong untuk meminum banyak susu, tetapi rasa susu saat itu sangat membosankan, maka dibuatlah susu ini. Sebenarnya ada 4 rasa, yaitu strawberry, melon, banana, dan banana light, tetapi banana milk paling terkenal dan tidak ada di negara lain.

Harga untuk satu botol 1.200 won atau sekitar 15.000 rupiah. Buat kalian yang ingin membawa pulang ke Indonesia, ada dalam bentuk kotak dan dijual dalam karton di toko oleh-oleh Arirang. Menurut saya rasanya enak sekali dan bikin ketagihan..

2. Soju

Bagi penggemar film Korea, pasti sudah sangat hafal dengan minuman satu ini, soju. Hampir di setiap film, ada scene di mana sang pemerang utama mabuk gara-gara soju. Berwarna jernih seperti air, soju difermentasi dari kentang atau tapioka. Minuman ini memang memabukan karena terdiri dari alkohol 16,7% - 45%.

Biasa dijual di dalam botol kaca berwarna hijau berukuran 375 ml seharga paling mahal 3.000 won atau sekitar 36.000 rupiah. Jujur saja, sekali teguk, saya tidak ingin meminumnya lagi karena rasanya seperti air diberi alkohol 70%, tidak berasa tetapi membuat tenggorokan panas.

Saat saya makan, ada bapak-bapak yang menuangkan soju dan memberikannya ke saya. Soju tidak langsung diminum dari botolnya, tetapi dituang di sloki kecil seperti meminum whisky. Karena sang pemberi minum lebih tua, maka saya harus meminum dalam posisi menyamping. Begitu diberi langsung harus diminum sebagai tanda menghormati. Kalau tidak ingin dituang kembali, maka sisakan sedikit.

3. Makgeolli

Follow Us @adjeng_praja