Minggu, 22 Januari 2017

Bali merupakan salah satu destinasi liburan dalam negeri favorit. Enaknya kuliner, serunya hiburan malam, dan yang terpenting pantai di Bali yang tidak pernah habis untuk dikunjungi.

November lalu saya kebetulan pergi dengan travel buddy yang sukanya berjemur di pantai, sedangkan saya sedang suka snorkeling. Ternyata di Bali, ada pantai yang bisa sunbathing sekaligus snorkeling, Bloo Lagoon dan Virgin Beach. Jadi kita tidak perlu pisah jalan. Bonusnya, kedua pantai ini jarang dikunjungi oleh wisatawan, terutama wisatawan lokal. Saya sudah membayangkan menikmati pantai yang sepi.

Saya dan Travel Buddy Bersiap Mencari Hidden Beach
Kedua hidden paradise saya ini berada di daerah Karang Asem. Letak Bloo Lagoon tak jauh dari Pelabuhan Padang Bai, yang biasa digunakan untuk menyebrang ke Gili – Lombok. Dengan mobil jarak 55 km dari Sunset Road dapat ditempuh dengan dua jam perjalanan. Dari Pelabuhan Padang Bai, dapat mengikuti petunjuk Bloo Lagoon Village, karena pintu masuk pantai ini berada di sebelah pintu masuk hotel.


Pelabuhan Padang Bai
Sesampainya di Bloo Lagoon, kita harus menuruni tangga untuk mencapai pantai. Pasirnya berwarna putih dan landai. Jangan lupa membawa kain bali untuk alas berjemur, walaupun di sana banyak juga disewakan.

Tangga Menuju Bloo Lagoon
Dari pantai, kita bisa langsung berenang dan melakukan snorkeling. Karena saat saya datang sudah terlalu siang, ombak sudah tinggi dan besar, sehingga susah untuk mencapai spot terumbu karang. Ditambah dengan batu dengan ukuran sekepalan tangan ikut terbawa ombak yang menghempaskan saya kembali ke pantai. Tetapi, bukan cuma saya yang diombang ambingkan ombak, banyak ikan lucu yang saya lihat menemani. Ini pertama kalinya saya bisa melihat ikan sedekat itu dari bibir pantai.

Bloo Lagoon Landscape
Pantai Bloo Lagoon, Tampak Batu yang Terbawa Ombak
Setelah puas bermain air dan berjemur, kami memutuskan untuk melihat Virgin Beach yang katanya terletak tak jauh dari sana. Jarak Bloo Lagoon dan Virgin Beach sekitar 22 km ke arah timur laut, sekitar 50 menit dengan mobil.

Virgin Beach dari tempat parkir cukup jauh dan harus melalui jalanan berbatu yang menurun. Begitu memasuki pantai tersebut, the real hidden paradise is show up. Pantainya putih dan landai, luasannya lebih daripada Bloo Lagoon. Virgin Beach tampaknya lebih komersil karena di sepanjang pantai tersedia kursi untuk berjemur yang cukup banyak, lengkap dengan tawaran minuman dingin yang susah ditolak.

Pantai Virgin Beach Landscape
Berhubung sudah jam 3 sore, saya sudah tidak snorkeling lagi, hanya bermain ombak. Berdiri di pantai dan menanti ombak datang dan menarik pasir yang saya injak kembali ke laut sembari berusaha tetap berdiri. So silly but i never imagine that's super fun. Setelah puas bermain, tiduran sembari menikmati minuman dingin sangat menyenangkan.

Bermain Ombak Ternyata Super Fun
Enaknya Tiduran di Tepi Pantai
Kalau kalian suka tantangan, bisa mencoba surfing tetapi dengan board yang lebih kecil. Beberapa bli (kakak laki-laki dalam bahasa Bali), tetapi nyali saya ternyata ciut.

Seharusnya saya mengunjungi Virgin Beach di pagi hari sekitar jam 10  Saat ombak masih tenang, kita bisa snorkeling dengan berenang langsung dari pantai. Tak jauh dari sana terdapat spot terumbu karang dengan ikan yang berwarna warni.

Kedua pantai ini sangat direkomendasikan untuk kalian yang suka mengeksplor pantai yang baru dan mencari suasana yang cukup tenang. Selain itu, berjemur sambil membaca buku, juga bisa snorkeling. Next time, saya pasti akan kembali ke sini. Tentu saja harus lebih pagi, agar bisa melihat keindahan bawah lautnya.

Bagaimana Menuju Ke sana?
Sunset Road - Bloo Lagoon: Jl. By Pas Ngurah Rai - Jl. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra - Jl. Pelabuhan Padang Bai.

Bloo Lagoon - Virgin Beach: Jl. Pelabuhan Padang Bai - Jl. Raya Ulakan Karangasem - Jl. Raya Manggis - Jl. Candidasa - Jl. Raya Bugbug - Jl. Pantai Perasi

Rabu, 28 Desember 2016

Pantai dan bawah laut Pulau Bangka tidak seterkenal Pulau Belitung, tetangganya. Informasi mengenai wisata bawah lautnya pun sangat minim. Saya kesulitan mendapat informasi tentang bawah laut Bangka, hingga mulai berkenalan dengan salah satu operator trip melalui Instagram.


Foto anemon berwarna ungu kebiruan di Instagram Bangka Trip membuat saya menuju Pulau Kelapan. Nama pulau di Bangka Selatan ini belum terkenal, paket tripnya pun baru beberapa bulan dilaunching. Rasa penasaran saya sangat besar karena masih minimnya informasi tentang spot ini. Disamping saya belum pernah melihat hutan anemon dengan bentuk seperti jamur ini.

Saya pergi di bulan Desember, bulan yang kurang tepat untuk bertualang di laut karena seringkali hujan dan ombak tinggi. Benar saja, saat saya berangkat, cuaca yang kurang bersahabat, mendung disertai gerimis sepanjang pagi menyertai perjalanan saya ke Pelabuhan Sadai dari Tanjung Pinang. Pelabuhan Sadai merupakan pelabuhan penyebrangan menuju Pulau Kelapan. Saya mulai pesimis akan kejernihan air dan keadaan laut, maklum saya sering sekali mengalami mabuk laut. Untung saja keadaan laut cukup tenang, 2 jam perjalanan menggunakan kapal kayu membuat saya nyaris tertidur.


Kapal kayu yang membawa saya ke Pulau Kelapan. Credit foto by AJ.

Spot pertama berada cukup dekat dari Pulau Kelapan. Kedalaman lautnya sekitar 2 meter. Dari atas kapal, kita bisa melihat anemon berbentuk seperti jamur berwarna ungu kebiruan. Anemon sebenarnya adalah hewan, walaupun tampak seperti tumbuhan. Jangan pernah sekali-kali mencoba memegangnya karena terkadang anemon beracun.

Hutan anemon warna ungu kebiruan. Credit foto by AJ.

Hutan anemon adalah sebutan spot snorkeling ini. Tidak salah karena selain anemon acropora yang menjadi primadona, juga tersebar anemon dengan tentakel seperti rambut putih. Tentu saja nemo cukup senang bermain hide and seek di sini. Selain ikan badut, masih banyak ikan berwarna-warni lainnya. Kalau beruntung, dapat bertemu karang mutiara.

Nemo sedang hide and seek. Credit foto by AJ.

Spot kedua berada di balik Pulau Kelapan dengan kedalaman 2 meter sama dengan spot pertama. Airnya lebih tenang dan hangat dibandingkan dengan spot pertama. Di spot ini terumbu karangnya sangat rapat dan cukup beragam. Dari karang seperti meja, semak, otak, bunga, sampai giant kima berwarna biru ada di sini.

Melayang di atas karang. Credit foto by Trip Bangka.

Cantiknya karang di spot kedua. Credit foto by Trip Bangka.
Karang berbentuk bunga. Credit foto by Trip Bangka.

Trip ini tidak merapat ke Pulau Kelapan karena pantai yang luasannya pendek. Apabila saya amati, memang pulau-pulau di sini jarang yang memiliki pantai. Hanya ada tanaman bakau di sekeliling pulaunya yang menyulitkan kapal merapat.


Snorkling kali ini cukup menyenangkan, saya ingin kembali ke sini saat musim hujan berakhir. Waktu yang tepat adalah di bulan Maret – April. Selain karena bisa melihat koral dengan warna yang lebih “keluar”, konon kedalamannya pun bisa lebih pendek.

Trip Bangka tidak pernah pelit untuk photo session. Credit foto by Trip Bangka.

Bagaimana Menuju Ke Sana?
  • Tanjung Pinang – Pelabuhan Sadai jaraknya sekitar 180 km dan memakan waktu 2 jam perjalanan. Jalanan sangat lenggang dengan kondisi jalan yang bagus.
  • Dari Tanjung Pinang gunakan mobil ke arah Tomboali kemudian mengikuti petunjuk ke Pelabuhan Sadai. Petunjuk jalan cukup jelas dan nyaris tidak ada persimpangan besar, sehingga kemungkinan kecil salah arah.
  • Yang membutuhkan operator trip, dapat menghubungi Happy Bangka Trip. Sangat recommended! 4 orang guidenya ramah dan yang paling penting boleh minta foto sepuasnya dengan hasil yang bagus.
  • Trip Bangka: instagram: @tripbangka, wa/sms/call: 08117170773, 081274369082, 0812929524666

Biaya?
  • Mobil sewaan : 300rb (one day, belum termasuk bensin)
  • Open trip        : 250rb (makan siang, alat snorkeling, dan foto underwater)


Follow Us @adjeng_praja