Tampilkan postingan dengan label tempat wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tempat wisata. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 April 2020

Liburan anti mainstream di Manila

Ke Manila, Filipina, tetapi bosan dengan tujuan yang itu-itu aja dan ingin ke tempat anti mainstream? Mungkin bisa mengunjungi The Manila American Cemetery and Memorial. Ngapain ke kuburan? Di sini bakalan dijelasin kenapa kita musti ke sini, ngga ada yang namanya seram. Apalagi kalau suka tempat bersejarah tetapi tetap instagrammable.

Foto instagrammable di The Manila American Cementery and Memorial
Apakah foto ini cukup instagrammable?

The Manila American Cemetery and Memorial berlokasi di Manila, tepatnya daerah Bonifacio. Kuburan ini memiliki luas 62 ha atau 615,000 square meter. Berlokasi di dataran yang tinggi dibanding daerah sekitarnya sehingga bisa nampak dari barat, timur, dan selatan. Disekitarnya merupakan apartemen dan gedung tinggi yang rapih dan cukup baru. The American Cemetery and Memorial bukan hanya terdapat di Filpina, tetapi juga terdapat di Prancis, Italia, Tunisia, Meksiko, dan beberapa tempat lain.

Pintu masuk The Manila American Cementery and Memorial
Pintu masuk Manila American Cementery and Memorial

Kuburan ini memiliki batu nisan terbanyak dari tentara yang meninggal sebanyak 17.184, hampir seluruhnya merupakan tentara yang meninggal di Papua Nugini dan Filipina selama Perang Dunia II. Batu nisan dari marmer terbagi menjadi 11 plot yang dibentuk dengan pola lingkaran dan Mahogani berderet rapi di sepanjang jalan.

Batu nisan dengan background gedung di The Manila American Cementery and Memorial
Batu nisan dengan deretan pohon tropis dengan bangunan sebagai background

 
Pintu masuk berada di sisi timur, persimpangan antara Rizal Drive dan Eighth Avenue. Saat masuk, di sisi kiri merupakan pos penjagaan. Tempat ini buka setiap hari dari jam 9 pagi sampai jam5 sore, kecuali 25 Desember dan 1 Januari. Saya diminta untuk mengisi data dan menunjukkan identitas, saat itu saya menunjukkan paspor. Di depan pintu masuk terdapat air mancur bundar dan di sebelah kanan terdapat Gedung Visitor. Kita harus berjalan mengikuti tanda dan sesuai arah yang diberikan. Saat itu saya sempat salah arah dan dari pos penjaga akan meneriaki.

Air mancur bundar depan pintu masuk The Manila American Cementery and Memorial
Air mancur bundar depan pintu masuk

Gedung visitor The Manila American Cementery and Memorial
Gedung Visitor di sisi kanan

Apabila kita berjalan lurus, kita akan melihat memorial hall sebagai pusatnya Memorial tersebut berada cukup tinggi dan lebih dahulu kita harus menaiki tanga yang cukup banyak. 25 mosaik mengingatkan pencapaian pasukan Amerika di Pasifik, Cina, India, dan Birma. Dari memorial tersebut, kita dapat melihat pemandangan kuburan putih berderet rapi dengan latar belakang gedung bertingkat. Semilir angin bertiup dan sunyinya suasana memberikan sensasi tersendiri.


Memorial Hall The Manila American Cementery and Memorial
Memorial Hall

View dari Memorial Hall The Manila American Cementery and Memorial
View dari Memorial Hall

Bagaimana Menuju The Manila American Cemetery and Memorial?
- Jalan The Nichols Field merupakan akses termudah dari Ninoy Aquino Manila International Airport
- Berjarak 10 km (sekitar 20 menit) dari bandara

Pemandangan memorable di The Manila American Cementery and Memorial
Pemandangan memorable di The Manila American Cementery and Memorial

Tips ke The Manila American Cemetery and Memorial?
- Ramah dengan penjaga
- Gunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman karena perlu berjalan cukup jauh
- Lebih baik pergi saat cerah karena tidak ada tempat berteduh
- Gunakan Grab / taxi untuk menuju atau meninggalkan tempat ini

Bagaimana, cukup menarik kan? Yang pasti, anti mainstream!


Senin, 29 Juli 2019

















Ke Kuala Lumpur, Malaysia, tampaknya kurang lengkap kalau belum mengunjungi Jalan Alor. Jalan yang berjarak 1.5km dari KLCC ini memang terkenal dengan kulinernya di malam hari.

Mural di Tembok Depan Rumah Penduduk

Kali ini saya akan mengunjungi Jalan Alor, tetapi bukan untuk berburu kuliner, melainkan berburu mural. Yes, saat iseng buka instagram, saya melihat banyak mural yang bertebaran di sini. Berhubung menginap di seputaran Bukit Bintang, saya memutuskan berjalan kaki ke Jalan Alor.


Jalan Alor sangat mudah untuk dijangkau, terutama dengan bantuan mbah google maps. Muralnya tersebar di gang-gang, yah semacam main petak umpet, kita cari spot foto yang ngegemesin ini. Memang di mana-mana mural selalu jadi tempat yang instagramable.

Mural Di Depan Cafe

Sebenarnya sebagian besar mural akan ditemukan di bagian belakang restauran ataupun pemukiman warga. Seharusnya bagian tersebut tidak menarik, tetapi kebersihan dan gambar dengan cat berwarna-warni membuatnya menarik. Walaupun memang beberapa di antaranya adalah bagian depan motel maupun restauran.

Suasana Jalan Alor yang Tidak Terlalu Ramai

Saat saya ke sana, walaupun di hari Minggu, tetapi tidak terlalu ramai. Walaupun tetap saja ada beberapa orang yang juga sedang berburu spot foto.




Bagaimana Menuju ke Jalan Alor?
Menggunakan Grab / Taxi dan turun di Hotel Melange. Harga Grab di Malaysia tidak terlalu mahal, hampir sama dengan di Indonesia.
Jalan kaki dari KLCC sekitar 1,5km. Lama tempuhnya sekitar 20 menitan.

Hotel Melange Sebagai Patokan

Tips ke Jalan Alor
1. Pakai pakaian dan alas kaki yang nyaman karena kita akan banyak berjalan kaki.
2. Selalu hati-hati dengan barang bawaan. Walaupun aman, di sini ada beberapa orang 'iseng'.
3. Pastikan baterai hp full charge karena kita akan super banyak berfoto dan menggunakan google maps.
4. Pagi atau sore hari merupakan waktu yang tepat karena panas matahari tidak terik.

Selamat berburu mural ya..

Di Tengah Jalan Pun Terdapat Mural

Sabtu, 13 Juli 2019


Singapura memang ngga ada matinya. Ketika orang (termasuk saya) berlomba-lomba mencari tempat yang instagramable, Singapura muncul dengan Haji Lane-nya.

Deretan cafe di Haji Lane

Haji Lane adalah jalan atau lebih tepat disebut dengan gang sepanjang 300 meter. Yang membuat menarik adalah bangunan dengan arsitektur peranakan yang dihiasi mural dan dicat berwarna-warni. Nuansanya menjadi artistik.

Cafe dengan Mural Warna-Warni

Saat pagi hari, Haji Lane akan paling enak untuk dikunjungi karena panas belum terik dan belum banyak oranng yang berlalu lalang. Sehingga kita bisa puas berfoto dengan latar yang 'bersih'. Yah memang, saat itu butik, toko, dan kafe masih tutup. Nama kafe dan tokonya terkadang menggelitik dan sangat kreatif.

Salah satu toko dengan nama unik



Saat sore hari juga tak kalah menarik, lampu di sepanjang jalan akan dinyalakan. Suasananya asik untuk yang ingin nongkrong cantik. Walaupun kurang oke untuk mengambil foto karena ramai dan sedikit gelap.

Cafe Asik untuk Nongkrong

Haji Lane lebih yahud disusuri dengan berjalan kaki. Dijamin baru jalan sebentar, kita sudah berhenti untuk mengambil foto atau window shopping di toko dan butik yang lucu-lucu.

Salah satu butik di Haji Lane



Pakailah baju yang nyaman dan menyerap keringat karena udara di Singapura sama seperti di Indonesia, cukup membuat kita berkeringat. Jangan lupa menggunakan sunglasses dan topi untuk menahan teriknya matahari. Sekalian untuk properti foto, bukan?


Bagaimana Menuju Haji Lane?
MRT, turun di Bugis, jalan sekitar 500 meter.

Google Maps
https://goo.gl/maps/3WGKGh4kyTYLAVjk8

Youtube Video




Minggu, 03 Februari 2019

Danau Ampar Red Hills Bangka

Agak aneh memang, pergi ke Pulau Bangka dan mengunjungi Danau Ampar Red Hills. Seharusnya pergi ke Bangka ya pasti wisata pantai. Tetapi semua yang monoton tentu saja akan sangat membosankan, bukan?

Jalan Raya Menuju Danau Ampar Red Hills

Alam di Indonesia memang hampir semuanya indah. Lupakan saja dengan pantai dan gunung, kali ini bekas tambang ternyata bisa juga menjadi tempat tujuan wisata. Tak disangka Bangka punya tempat indah selain pantainya yang memang sudah terkenal.

Red Hills Bekas Tambang Yang Terkenal

Jika biasanya bukit berwarna hijau karena pepohonan yang mendominasi, Bangka menyuguhkan bukit merah yang mempesona. Gundukan tanah merah yang terbentuk secara alami terbentuk dari bekas pengerukan tambang timah. Seperti kita tahu, memang Pulau Bangka terkenal sebagai pulau yang terkenal akan potensi timahnya dari dahulu. Banyak tambang tersebut yang kemudian ditinggalkan begitu saja, tanpa dikembalikan ke asalnya.

Red Hills yang Instagrammable

Red Hills atau Danau Ampar berlokasi di daerah Riding Panjang, Kabupaten Bangka. Tanah merah tandus pecah-pecah membuat tempat ini makin eksotis. Di tengah bukit merah tersebut terdapat danau berwarna biru yang cantik. Jangan coba-coba untuk berenang di sana ya karena bisa jadi airnya mengandung sisa penambangan yang membuat kulit gatal.

Danau Biru di Tengah Red Hills

Menuju ke sini membutuhkan waktu sekitar 40 menit dari pusat kota Bangka ke arah Pantai Tikus Emas. Ada penanda jalan untuk menuju Red Hills dari jalan raya besar.

Penanda Red Hills dari Jalan Raya

Baiknya ke sini saat cuaca cerah dan panas. Apabila sehabis hujan, hati-hati pilihlah jalan yang berumput atau berbatu karena bisa jadi jalanan menjadi sangat lunak. Ban mobil saya saat itu sempat terjebak, untung saja sejam kemudian berhasil dikeluarkan.

Selamat bertualang!!!

Jalanan Sehabis Hujan

Bagaimana Menuju Ke Danau Ampar Red Hills?
Jakarta - Bangka dengan pesawat 50 menit.
Bandar udara Depati Amir - Danau Ampar Red Hills dengan mobil 40 menit. Banyak mobil carteran di bandara.

Lokasi Danau Ampar Red Hills?
https://goo.gl/maps/1vLSWdSiqNw



Sabtu, 03 November 2018


Sangat menyenangkan untuk bertualangan dan mengeksplor tempat baru. Apalagi saat tempat itu masih jarang dikunjungi oleh wisatawan. Kali ini, saya ingin mengeksplor tempat baru di Kei, Maluku.

Dermaga Menuju Danau Air Asin, Kei
Danau Air Asin adalah danau di tengah pulau yang masih "perawan". Untuk menuju ke sana, kita dapat menggunakan boat dan memasuki Perairan Pantai Baer di Kepulauan Kei, merapat di pinggiran dermaga, dan berjalan kaki masuk ke dalam. Medannya tidak berat, tetapi alangkah baiknya menggunakan alas kaki karena pulau ini merupakan pulau karang agar kaki kita tetap aman.

Medan yang Harus Dilewati ke Danau Air Asin
Kurang lebih 15 menit berjalan melewati pepohonan dan semak, kita akan menemukan danau ini. Laguna dengan air berwarna biru bening. Akan nampak karang di dasarnya dan ikan besar yang berenang bebas. Tampak pinggiran dari kayu yang bisa digunakan untuk melompat ke danau. Tak lengkap rasanya kalau belum merasakan airnya yang segar dan dingin.

Danau Air Asin, Kei Kecil, Maluku
Pinggiran Kayu untuk Melompat ke Danau Air Asin
Nama Danau Air Asin merupakan pemberian masyarakat setempat karena berbentuk seperti danau dan airnya asin.

Menikmati Sejuknya Danau Air Asin Kei
Waktu sudah mendekati makan siang, berarti saatnya saya harus beranjak dari pulau ini. Ketika air telah surut, kapal kami tidak akan bisa keluar dari perairan ini karena akan tersangkut karang di dasarnya.


Cukup menyenangkan mengeksplor wisata baru di Kei!



Follow Us @adjeng_praja